Upaya PSPAI dalam Merespon Perubahan Kurikulum Perguruan Tinggi
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan sistem yang dianut oleh setiap Perguruan Tinggi haruslah berangsur diubah. Seiring dengan kebutuhan dan tuntutan, Perguruan Tinggi perlu mengembangkan kurikulum guna menjadi upaya untuk pengembangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Untuk merespon perubahan kurikulum tersebut. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PSPAI) menyelenggarakan Workshop bertemakan “Pengembangan Kurikulum Berbasis KKNI dan Local Genius” . Kegiatan ini merupakan lanjutan dari FGD Pengembangan Kurikulum KKNI dan Local Genius yang dilaksanakan seminggu sebelumnya. Workshop berlangsung di Ruang Sidang FIAI pada Rabu (2/5) yang diikuti oleh Alumni PSPAI, Perwakilan Mitra serta Dewan Dosen PSPAI.
Hadir pada kesempatan tersebut, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA selaku Dekan FIAI yang sekaligus membuka acara. Dalam sambutannnya Ia mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PSPAI dalam mengembangkan kurikulum. “Saya harap acara ini menjadi langkah awal yang baik untuk kemajuan Prodi dan Fakultas,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) an-Nasyath, Mlangi tersebut.
Pada sesi pertama mendatangkan pemateri, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dimana Ia menyampaikan Teknis integrasi pengembangan kurikulum KKNI dengan nilai local genius.
Baca juga : FGD Kurikulum dan Local Genius PSPAI
Kendala utama implementasi kurikulum adalah terlalu banyaknya jenis dan jumlah mata kuliah
“Seharusnya nilai local genius masuk ke seluruh mata rantai. Kendala utama implementasi kurikulum biasanya adalah terlalu banyaknya jenis dan jumlah mata kuliah,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Sunan Kalijaga tersebut.
“Kalau memungkinkan adanya trobosan baru, bisa dilakukan misalnya saja menggabungkan PPL sekaligus KKN, hal itu yang sudah dilakukan di UIN Sunan Kalijaga,” lanjutnya.
Sementara, pada sesi selanjutnya dipaparkan oleh narasumber kedua, KH. Lukman Hakim, Ph.D yang merupakan Direktur Sufi Center Jakarta dimana Ia menyampaikan materi dengan tema Peta jalan mewujudkan kompetensi nilai profetik pada lulusan.
“Cara untuk menyeimbangkan aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor salah satunya adalah dengan dekonstruksi dari praktik-praktik keagamaan yang sudah biasa dilakukan oleh mahasiswa sehari-harinya,” pungkasnya. (Mufti)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!