Metode Efektif Pendidikan Nilai Bagi Anak

 

Penulis : Moh.Mizan Habibi

Dosen PAI-FIAI UII

 

Anak perlu disiapkan cara berfikir dan perilakunya untuk menghamba kepada Allah Swt. Ibadah sholat menjadi salah satu ibadah fundamental yang harus sejak dini menjadi bagian penting dari kehidupan anak.
Langkah-langkah strategis-efektif tentang pendidikan sholat penting untuk dirumuskan dan diterapkan oleh para orang tua, guru, atau siapapun yang hendak men-delevery-kan pengetahuan dan nilai kepada anak.
Pendidikan bagi anak usia dini memiliki karakteristik yang unik. Anak usia dini lebih mudah menerima informasi yang disampaikan secara konkrit. Abstraksi atau konsepsi yang dikonsturksi oleh anak berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan, dan didengar akan lebih kuat untuk diingat. Perlu metode khusus untuk mengantarkan anak mengenal sesuatu yang baru bagi mereka. Terlebih, anak dengan usia dininya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Dalam kajian metode pembelajaran terdapat beragam metode efektif untuk upaya tranfer pengetahuan dan nilai. Namun tidak semua memiliki tingkat efektifitas yang baik untuk konteks pembelajaran bagi anak usia dini. Dari sekian varian metode pembelajaran yang ada, lima metode di antaranya: observasi, pembiasaan diri, keteladanan. Nampaknya metode-metode tersebut memberikan ruang bagi anak untuk melakukan konstruksi pengetahuan secara mandiri. Utamanya dalam upaya mengenalkan anak pada sholat yang harus melekat di dalam dirinya sejak dini.
Pertama, melalui metode observasi anak dapat sering diajak ke masjid. Masjid harus didesain menjadi tempat yang ramah anak. Dengan terbiasa ke masjid anak akan selalu menyaksikan aktivitas sholat.
Kedua, dengan proses pembiasaan diri. Metode ini mengolah alam bawah sadar anak untuk melakukan sesuatu atas apa yang telah terbiasa menjadi bagian hidupnya. Pembiasaan diri dapat dilakukan by design ataupun secara natural. Jika by design, anak secara rutin bisa diajak untuk sholat berjama’ah di rumah ataupun di masjid. Namun jika secara natural, pendamping (baik orang tua atau guru) senantiasa mengamati kebiasaan interaksi sang anak. Jika anak secara alamiah menyaksikan aktivitas sholat, maka bisa segera diberi penakanan secara verbal tentang apa yang ia alami.
Ketiga, keteladanan juga menjadi cara ampuh untuk mentransfer pengetahuan dan nilai kepada anak. Anak perlu role model, perlu contoh, karena kecenderungannya yang lebih mudah untuk belajar pada hal yang konkrit. Maka dalam konteks pendidikan ibadah sholat, ayah, ibu, guru, ataupun pendamping lainnya harus mampu menunjukkan perilaku rajin sholat atau memberikan contoh terlebih dahulu sebelum mengajak anaknya.
Tiga metode di atas kiranya dapat dilakukan dalam banyak konteks untuk menanamkan nilai baik kepada anak.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*