PAI Kembangkan Kompetensi Pedagogis Dosen Di Kaliurang
Penyusunan perangkat perkuliahan dan impelemtasinya yang ideal merupakan bagian terpenting dari perwujudan catur dharma di Universitas Islam Indonesia. Sistem perkuliahan yang dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi lingkungan belajarnya akan menghasilkan output dan outcame yang cerdas secara individu dan sosial.
Ketika era modernisasi berlari cukup cepat, maka pada saat yang sama proses pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkannya menjadi bagian dari media pembelajarannya. Landasan inilah yang mendasari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Workshop and Expert Clinic on Powerful Web 2.0 Tools for Blended Learning and Instructional Technology.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari aktivitas program hibah kompetisi program studi tahun anggaran 2016 yang diperoleh program studi Pendidikan Agama Islam. Tujuannya agar dosen dalam memberikan perkuliahan dapat menggunakan variasi gaya belajar dan pemanfaatan variasi media berbasis online, khususnya bagi dosen-dosen muda”. Papar Drs. H. AF. Junaidi, M.Ag selaku person in charge (PIC) dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan yang diselenggarakan pada Hari Sabtu, Tanggal 19 November 2016 bertempat di Griya Persada Hotel and Resort Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sengaja memilih tempat di luar kampus untuk memberikan nuansa yang berbeda kepada peserta workshop.
Peserta berjumlah 25 orang dosen yang berasal dari program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Hukum Islam (HI), dan Ekonomi Islam (EKIS) yang ketiganya berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI).
Dekan FIAI, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA secara khusus memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi dosen dalam hal transformasi ilmu pengetahuan harus selaras dengan perkembangan zaman.
Kegiatan Workshop and Expert Clinic on Powerful Web 2.0 Tools for Blended Learning and Instructional Technology ini menghadirkan pakar di bidang teknologi pembelajaran, Dr. Nurkhamimi Zainuddin (Deputy Director of Global Open Access Learnig-Immersive Technology and Quality Assurance (GOAL-ITQAN) Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) sebagai narasumber. Materi-materi yang disampaikannya juga cukup variatif, di antaranya foreign language blended learning, sosial neetwotking tools and presentation tools, collaboration and communication tools, instructional content development tools, dan web-based blended learning platform.
“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan perubahan mindset berfikir yang lebih maju pula. Sistem perkuliahan di kelas tidak boleh lagi hanya mengandalkan sistem pembelajaran secara konvensional, namun harus mampu memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya dengan blanded learning”. Papar Dr. Nurkhamimi Zainuddin untuk memberikan stimulus awal kepada para peserta workshop.
Pelaksanaan workshop dilakukan dengan menggunakan integrasi tiga gaya belajar. Visual, audio, dan kinestetik. Jadi, peserta workshop tidak hanya dijamu dengan penampilan visualisasi dan penjelasan dari expert-nya saja, lebih dari itu mereka dimanjakan dengan praktik secara langsung. Karenanya, peserta di wajibkan membawa smartphone dan laptop, serta ruangan yang digunakan teraliri jaringan internet yang memadai.
Harapnnya, pasca kegiatan tersebut berlangsung dosen sebagai tenaga pendidik dapat mengembangkan kompetensi pedagogisnya. Bekal pengetahuan dan penguasaan mengenai gaya belajar, metode, dan media pembelajaran berbasis online web 2.0 dapat dijadikan pedoman untuk melakukan desain dan implementasi pembelajaran yang lebih variatif, dan efektif. Sehingga sistem perkuliahan yang dilakukan di kelas tidak lagi sekedar menggunakan sistem konvensional yang didominasi oleh media hardware, namun harus mampu berkembang dengan memanfaatkan sistem blanded learning dengan aneka software yang atraktif dan inovatif.
Dengan demikian, ruang kelas bukanlah satu-satunya tempat pembelajaran dan waktu perkuliahan tidak hanya terbatas pada jumlah SKS yang ditentukan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!